Sunday, April 12, 2020

Pesan Buat Negriku (1980) - Gombloh & Lemon Tree's anno '69 : Full Lirik Gombloh


Pesan buat Negriku adalah album Gombloh yang kelima. Album ini dirilis pada tahun 1980. Isi album tersebut masih kental dengan lirik-lirik idealis Gombloh, namun juga disematkan dua lagu jenaka seperti 'Komplikasi' dan 'April Mop'. Dalam album ini pula terdapat lagu berjudul 'BK', yang merupakan singkatan dari 'Bung Karno'. Gombloh memang seorang Soekarnois yang terpaksa menyingkat nama sang proklamator dalam judul lagunya, bahkan tak secara langsung menyebut namanya karena adanya sensor ketat dari rezim Orde Baru. Di album ini pula Gombloh menunjukkan kelasnya sebagai pencipta lirik puitis dalam lagu 'Polygami & Polygami'. Ia mengartikan Poligami bukan dalam arti sesungguhnya, yaitu sekedar hubungan tiga manusia yang kasih-mengasihi, namun lagu ini merujuk pada kehidupan keluarga nelayan dan lautnya.


SIDE A


Pesan Buat Negriku

Di kaki-kaki bukit
aku kan menunggumu
Di batas angan-angan
aku kan memelukmu

Rentangkan tanganmu 
bangunkan aku dari mimpi-mimpimu
satu... fatamorgana

Di nafas-nafas tegas
Aku kan memujamu
Di batas-batas pandang
Aku kan melukismu

Dan nyanyikan lagu
Dalam nyanyian yang panas
Membakar relung rakyatku
Sanubari

Ya mentari kan bersinar
Matamu kan berbinar
Merpati menyapamu

Ya tanganmu kan menggenggam
Buka sribu jendela
Membawa kepastian
Ya lesung-lesung berlagu
Dari kampung nan jauh
Rindukan kata cinta

---------

Komplikasi

Sebuah kisah cerita tentang Samad
Anak manusia mewakili jamannya
Bertampang acuh tak pandang bulu
Belajar akting Cassanova mbeling
kelas picisan

Bergerombol dengan teman sebaya
Bersepakat dengan anak tetangga
Tak peduli hujan tak peduli setan
Menggoda gadis walau cuma meringis
bikin keki

Alkisah si Samad ketemu sang pacar
Anak gadis perawan mantri cacar
Berdekatan rapat subuh jam empat
Muka toko kelontong punya bapak A-Tong bermesraan

Fatimah nama perawan centil
Olahraga alasan paling aktuil
Berlari pagi mata mencari
Walau sebentar ketemu sang pacar
Dasar tengil

Nasib sial menimpa keduanya
Bapak mantri cium bau keringatnya
Tiba-tiba nongol kaya setan ancol
Pak mantri mengumpat
perang dunia keempat salah tempat
Kirim ketupat si Samad melompat
Sayang terjatuh menimpa bakso tai kerbau.

---------

Perkawinan & Oktober '28

Mudik angin tengah padang
Sapa lembut dedaunan
Kan bertanya, kau siapa
Tegap tegar di jauhan
Berselimut rasa bernafaskan bangsaku

Unggas-unggas di pematang
Lumut-lumpur di batuan
Kan bertanya engkau siapa
Yang tengadah dan mengharap
Bersemangat bara bercitrakan negriku

Kan kaupilih kan kaupilih
Persada dan persada
Kan kaupilih kan kaupilih
Kematian yang fana

Ternyata
semangatmu tidak sendirian, kawan...
Hey!

Dentang genta lapat-lapat
Bisik halus telingaku
Kan bertanya kami siapa
Yang bersatu dalam cita
Langkah ke depan
Berhasratkan merdeka

Kan kaupilih kan kaupilih
Persada dan persada
Kan kaupilih kan kaupilih
Kematian yang fana

Ulurkan tangan dan ucapkan
bait-bait sumpah pemuda
Hey!

---------

BK

Bercadar sutera hitam
Terawang jauh di depan
Diiring doa-doa panjang
Mengiringkan kau pergi semayam

Putra terlahir dari bangsaku
Pencetus tekad penyatu
Putra terlahir dari kaumku
Membawa bangsa menuju .....
Tanah - tanah merdeka

Bercadar sutera hitam
Terawang jauh di depan
Diiring doa-doa panjang
Mengiringkan kau pergi semayam

Teriring genggam erat erat
Saudara-saudaramu
Kuingin jabat rapat-rapat
Jemari-jemarimu

Kau tatap mata mata bangsaku
Kau sentuh rasa dengan senyumu berbakti

Putra terlahir dari bangsaku
Pencetus tekad penyatu
Putra terlahir dari kaumku
Membawa bangsa menuju
Tanah - tanah merdeka

Bercadar sutera hitam
Terawang jauh di depan
Diiring doa-doa panjang
Mengiringkan kau pergi semayam

Inalillahi wa Inna lillahi roji'un

---------

Polygami & polygami

Riak-riak lautan
Tampar perahunya

Ikan layang-layang
Iring disisinya
Nelayan bertandang
Dengan pukat dan jala
Keringat badannya
campur garam laut

Nelayan bertandang
Dengan pukat dan jala
Keringat badannya
Campur garam lautan

Berangkat pagi usai di senja
Bawa ikan segar imbalannya
Hasilnya

Nelayan dan laut dua serangkai
Tak terpisah bagai kekasih
Pukat dan jala, perahu berkawan
Kadang angin turut berteman
Laut sbagai tempat bertandang
Tempat mengadu nasib
Lumba-lumba teman bersiul
Uuu.. aaa.. uuu.. aaa..

Nelayan bertandang
Dengan pukat dan jala
Keringat badannya
Campur garam lautan

Berangkat pagi usai di senja
Bawa ikan segar imbalannya
Hasilnya

Nelayan dan laut kadang bertengkar
Bagai suami istri layaknya
Jiwa dan raga jadi taruhan
Kadang pulang hanya tinggal nama

Laut sbagai istri kedua
Bermadu dengan istri tercinta
Tanpa cemburu keduanya
Uuu.. aaa... uuu... aaa...

---------

Halusinasi & Halusinasi

Kembang mekar di hatiku
Ketika kupegang tanganmu
Sejuta kata telah kusiapkan..uu..

Tapi berat kukatakan
Walau hati telah berkenan
Karena aku bukan perayu

Tak kusaingkan engkau dengan rembulan
Walau kutahu pasti tentang itu
Yang kubayangkan betapa membahagiakan dengan anakku
Lahir dari rahimmu

Walau kau bukan milikku
Tak kupikirkan tentang itu
Walau cemooh menimpaku
Tak kuberatkan tentang itu

Engkau senyum kepadaku
Walau itu halusinasiku
Rona merah menjalar di wajahmu

Ketika kusandarkan diri
Kucuma menatap mimpi
Tapi aku tak menyesal nanti.. uu..

--------- --------- --------- --------- --------- --------- --------

SIDE B


Mimpi Cucu Abunawas Generasi '74

Hari itu mentari tepat di ubun-ubunku
panas
Temperatur celcius
tunjuk angka empatpuluh
lepas

Sengatan terasa tembus pori bajuku
Cucuran keringat tak terasa membuat haus

Pancaran sinar dari aspal jalanan
biaskan warna bentuk fatamorgana

Manusia berteduh binatangpun mengeluh
Jalan-jalan lengang burungpun tak terbang

Angin-angin panas bagai nafas neraka tak terasa layukan tumbuhan di bumi tua

Merah dan hitam melingkar di tubuh
Menggigil
Dan aku teriak.. Oo Oo Oo

Geram dan gertak melingkar keliling
Memanggil
Dan aku teriak.. Wooo!!

Mesin-mesin dan keringat
Tangis tawa yang mendesak
Humus-humus nan merapat
Caci-maki dan doa-doa
Menghablur dalam perang, dalam bencana, dalam keruntuhan pribadi
Kelompok manusia berlutut meminta
Kelompok manusia mengucap berbisik..uuu
Kelompok manusia tengadah relung doa.. Ya Allah
Kelompok manusia menatap merintih
Ya Tuhan! Ya Tuhan! Tolonglah!
Ya Rabbi! Ya Rabbi! Ulurkan
Ya Gusti! Ya Gusti! Padamkan
Ya Allah! Ya Allah! Perang nuklir!

Manusia berteduh binatangpun mengeluh
Jalan-jalan lengang,
burungpun tak terbang.. ah..

Angin-angin panas bagai nafas neraka tak terasa layukan tumbuhan di bumi tua

---------

April Mop
?????

---------

Imajinasi-Imajinasi

Berarak gelembung imajinasi
Melayang lurus di jauhan
Membentuk anatomi fosil berkarat
Bergiat ke timur menantang topan

Berdesak ikatan halusinasi
Membentang lurus difokuskan
Membantu para teri gerak ke depan
Berdetak ke timur menantang topan

Gerakan yang berayun
Irama yang mengalun
Tatapan yang menahun
Rabaan yang beruntun

Halusinasi imajinasi
berkembang di benakku
Improvisasi warna duniawi
Bergambar biru waktu

Di batas-batas reaksi
Kadang ku terasa tercekam
Di batas-batas situasi
Kadang ku menguat kadang ku mengeras kadang ku menghentak

Sinopsis, sinopsis, sinopsis

Berarak gelembung imajinasi
Melayang lurus di jauhan
Membantu anatomi fosil berkarat
Bergerak ke timur menantang topan

---------

Indonesia Kami. Indonesiamu. Indonesia Kita

Halo Indonesia!
kerikil adalah pupurmu
Padi dan kapas adalah bajumu
Indonesia bermakna

Halo Indonesia!
Ilalang adalah rambutmu
Gunung dan bukit adalah gigimu
Indonesia bergema

Indonesia kau sahabatku
Indonesia kau juga Ibuku
Indonesia kaulah juga cerminku, sayang...

Halo Indonesia!
Tradisi adalah figurmu
Sketsa dan pena adalah lidahmu
Indonesia bertema

Indonesia kau sahabatku
Coba kau hapus gincu bibirmu
Buang tingkah genit manjamu, sayang...

Indonesia kau sahabatku
Tegak berpijak di merah tanahmu
Cairkan makna dengan senyummu..
Gemah ripah loh jinawi

---------

Kilang-kilang

Andai kau bisa berkata
Mungkinkah engkau ceritakan?
Andai kau bisa bertanya
Mungkin jawabnya tak kau temukan

Keras hidupmu, hitam kabutmu
Telanjang bekerja di tengah terik dunia menyengat

Membekas luka membiru
Itu perhiasan di tubuhmu
Kilang-kilang kan jadi saksi
Dera-dera menimpa diri

Gerbong yang panas
Pohon meranggas
Penghalang pandang
Pemisah dengan dunia yang lepas

Sesendu doa kau ucapkan
Sesumbang lagu kau nyanyikan
Menunggu detak-detak waktu
Dimana ajal datang menjemputmu pulang romusha

Andai kau bisa berkata
Mungkinkah engkau ceritakan
Andai kau bisa bertanya
Mungkin jawabnya bisa kau temukan

---------

Patuhkah Emakku

Naa.. naa... naa.. naa..

Di sklilingmu...
Ombak-ombak badai
Menampar paras dirimu

Di sklilingmu...
Lecut-lecut cambuk
Membalut merah tubuhmu
Depanmu jalan bersilang
Langkah perempuan pasti
Di jalur yang kasih
Mencari sinar kehidupan alamku
Yang terlahir

Di sklilingmu...
Gemerlap cahaya membuat silau mataku

Di sklilingku...
Warna-warni bunga
Membuat merah diriku

Depanku jalan terbentang
Tapi kujangkau bintang
Di jalur yang fana
Mencari peri kehidupan duniawi
Yang terlahir

Kadang ku enggan berfikir
Kadang ku enggan berdzikir
Kadang ku enggan berlabuh
Berpijak jalan semu

Kadang ku merasa bangga
Kadang-kadang ku lupa
Mutiara-mutiara kata
terlepas dari mulutmu
Agar aku butuh yang menuntunku
Berjalan

Dan kata orang surga di telapak kaki ibu

Di sklilingmu
Ombak-ombak badai
Menampar paras dirimu

Di sklilingmu...
Lecut-lecut cambuk
Membalut merah tubuhmu
Depanmu jalan bersilang
Langkah perempuan pasti
Di jalur yang kasih
Mencari sinar kehidupan alamku
Yang terlahir

Kadang ku enggan berfikir
Kadang ku enggan berdzikir
Kadang ku enggan berlabuh
Berpijak jalan semu

Kadang ku merasa bangga
Kadang-kadang ku lupa
Mutiara-mutiara kata
terlepas dari mulutmu
Agar aku butuh yang menuntunku
Berjalan... di sisimu...

---------

FYI : Penulisan album ini hanya berdasarkan pendengaran semata, jadi bila ada masukan atau koreksi akan sangat berguna bagi kami. Mohon maaf kami tidak bisa menuliskan lirik lagu berjudul 'April Mop' karena tidak begitu jelas pelafalannya, juga karena dinyanyikan dengan warna vokal jenaka dan bahasa yang bercampur baur indonesia-jawa-belanda.

No comments:

Post a Comment