Friday, April 3, 2020

Mawar Desa (1978) - Gombloh & Lemon Tree's anno '69 : Full Lirik Lagu Gombloh



*Album Mawar Desa adalah sebuah album yang dirilis oleh Gombloh dan Lemon Tree's anno '69 pada tahun 1978, tidak berapa lama setelah dirilisnya album perdana, Nadia & Atmospheer. Selain Gombloh, sejumlah musisi turut berpartisipasi dalam penggarapan album ini. Sebut saja Gatot Yuwono pada gitar, Wisnu Padma pada keyboard, juga Mus Mulyadi, Soelih Estoepangestie, Ratih Sumarsono dan Evy Soenarko.

-----

SIDE A



Mawar Desa
(Vocal by : Ratih Sumarsono)

Kau sebarkan wangi daun-daun lumut
Kau tebarkan sari bunga-bunga kaktus
Di lepas bukit, di tepi parit
Di cakrawala engkau mengaca
Berharapkan rasa yang memuja
Kau tengadah

Kau siulkan nada rumput-rumput basah
Kau rangkaikan kata unggas-unggas muda
Tali temali berpintal jari
Desah mendesah angin meraba
Berharapkan rasa yang memuja
Ku tengadah

Tatapan matamu mempesona sukma
Berseratkan serat pujangga
Tak bertuliskan kata-kata indah
Kaulah kuntum mawar desa

Kau sebarkan wangi daun-daun lumut
Kau tebarkan sari bunga-bunga kaktus
Di lepas bukit
Di tepi parit
Di cakrawala engkau mengaca
Berharapkan rasa yang memuja 
Ku tengadah

Tatapan matamu mempesona sukma
Berseratkan serat pujangga
Tak bertuliskan kata-kata indah
Kaulah kuntum mawar desa

---------

Padang Impian
(Vocal by : Gombloh)

Hey bergerak-gerak 
Berguncang-guncang
Pedati

Hey berdentang-dentang
Memecah senja 
cemeti

Beriringan kereta menyusuri sabana
Hey... berkeringat

Hey gelak dan tawa
Nyanyi dan canda
Mengalir

Hey bir-bir dan air
Gelas membasah di bibir
Meneguk kenikmatan
Usai menegang tugas
Hey penggembala

Kan ku angankan
Padang-padang luas
Kan ku rindukan
Kuda ganas
Di padang

Meneguk kenikmatan
Usai menegang tugas
Hey penggembala

Kan ku angankan
Padang-padang luas
Kan ku rindukan
Kuda-kuda ganas
Di padang

---------

Sang Pemangku
(Vocal by : Ratih Sumarsono & Gombloh)

Beriak air di padang yang subur
Teriak rasa yang teratur
Lembut ilalang saling pandang memandang
Menyanyikan sang pemangku
Menarikan tari syahdu

Kucoba bertanya pada kumbang merah,
Apakah hidupnya bahagia?
Jawabnya hanya tersenyum-senyum manja
Menyanyikan sang pemangku
Mengejakan kata satu

Tak mungkin satu katapun yang tepat
Melukiskan kehadiranmu
Tak mungkin satu insanpun yang dapat
Menyamai kebesaranmu
Mewarnai keindahanmu

Menyanyikan sang pemangku
Menarikan tari syahdu

Menyanyikan sang pemangku
Mengejakan kata satu

---------

Berjubel
(Vocal by : Gombloh)

Hei berkeluh kesah kereta pagiku
Hei berdesak-desak ratusan pelaku
Bersesak nafas di tengah yang pengab
Berteriak kalut di tengah yang panas
Berjubel!
Bercampur keranjang

Hei pedagang ayam berteriak marah
Hei si tukang catut melotot merah
Bertengkar ribut tengah-tengah peron
Berebut karcis di tengah penonton
Berjubel!
Bercampur keranjang

Begitu kehidupan yang keras 
di kota kelahiranku
Begitu kehidupan yang panas 
di negeri kekagumanku

Hei berkeluh kesah kereta pagiku
Hei bermandi basah keringat tubuhku
Bersesak nafas di tengah yang pengab
Berteriak kalut di tengah yang panas
Berjubel!
Bercampur keranjang

Begitu kehidupan yang keras 
di kota kelahiranku
Begitu kehidupan yang panas d
negeri kekagumanku

Hei berkeluh kesah kereta pagiku
Hei bermandi basah keringat tubuhku
Bersesak nafas di tengah yang pengab
Berteriak kalut di tengah yang panas
Berjubel!
Bercampur keranjang
Berjubel!
Bercampur keranjang
Berjubel!
Bercampur keranjang

---------

Sinar-sinar Lembut Kehidupan
(Vocal by : Ratih Sumarsono)

Di kehangatan matahari
Kadang-kadang ku bertanya
Dimanakah letaknya 
bila aku mencari kedamaian?

Di kerumunan burung-burung
Kadang-kadang kubertanya 
Dimanakah letaknya 
bila aku mencari ketentraman?

Merekapun berpaling 
sambil tersenyum
Tapi aku herankan 
tak satu terucap kata menjawabku
Sehingga akupun nanti 
Dapat mencari untuk bekalku
Bekal hidupku kemudian hari

Di desingan angin-angin 
kadang-kadang kubertanya 
Dimanakah letaknya 
Tanah-tanah yang dijanjikan?

Merekapun berpaling sambil tersenyum
Tapi aku herankan 
Tak satu terucap kata menjawabku
Sehingga akupun nanti 
dapat mencari untuk bekalku
Bekal hidupku kemudian hari

Merekapun berpaling dan menengadah
Tapi yang kuherankan 
tak satu terucap kata menghiburku
Sehingga akupun nanti 
Dapat sedikit mimpi tentang engkau
Dimana aku dapat mendambakan? 
Susah hidupku kemudian hari..

---------

SIDE B


Sasana Shanti Antropologi
(Vocal by : Ratih, Soelih, Gombloh)

Rumah itu terletak di tengah kota
bercat putih menghadap ke utara
dengan membayar beberapa mata uang
orang dapat menjenguk ke dalamnya

Melihat fosil binatang dan manusia
yang hidup beberapa jaman sebelumnya...

Rumah itu terletak di tengah kota
Disitu berkumpul benda purbakala
Kucing yang hidup di jaman kita
Mungkin juga kecoak di dalamnya

Begitu tertulis di dalam sejarah
Fakta yang menjadi kenyataan.. haa.. haa.. haaa..

Mungkin juga fosil dari rendra
Mungkin juga fosil dari iwan tirta
Mungkin juga fosil peminta-minta
Diketemukan dekat galian pipa
Mungkin juga fosil dari kita?

Rumah itu terletak di tengah kota
Dengan nama mentereng di depannya
Tertulis sebagai museum negara
Orang akan menghargai sepantasnya

Bercat putih menghadap ke utara
Tertulis tahun itu satu juta sesudah kita

---------

3600 Detik
(Vocal by : Mus Mulyadi)

Malam tunjuk pukul dua

Emper toko kaki lima
Duduk bersimpuh wanita tua
Bersama orok perempuannya

Berbaju setengah nudis
Itupun satu-satunya
Sandal tua sudah tipis
Dipakai cukup setengahnya

Angin malam meniup dengan garang
Dingin di badan menusuk tulang
Menggigil badan perempuan tua
Tapi semua itu tak dirasa

Lolong anjing di jauhan
Menyelinap dingin malam
Orang lalang tak hiraukan
Ia bagai orang terbuang

Kalut pikiran dirasakan
Lihat anaknya kedinginan
Ingin hatinya membahagiakan
Tapi bagai jangkau rembulan

Tuhan tunjukkan jalan padanya
Hambamu yang dalam sengsara
Berikan terang padanya
Supaya ia hidup selayaknya

Malam tunjuk pukul tiga

---------

Arindra
(Vocal by : Evy Soenarko)

Kulilitkan selendang 
merah jambu di lehermu
Kucoba menghitung bintang
Sambil tengadah menatapmu
Kucium lembut keningmu
Tanpa ada rasa warna biru
Sang bulan tersenyum
Angin membuai lembut
Dan berbisik
bisik kemanjaan

Kukembangkan payung 
kuning secerah melati
Sambil tertawa kucium pipimu
Satu-satu kekasih
Kau genggam erat-erat tanganku 
sambil kau coba bernyanyi lembut
Semburat warna lembayung 
Bermata tulus dan bernyanyi
Nyanyi kemesraan

Kuingin hidup seribu tahun lagi
Kuingin hidup terus bernyanyi
Mencium warna-warna pelangi
Dengan mata yang berbinar
Dengan dada yang berdebar
Arindra...

Kuingin hidup seribu tahun lagi
Kuingin hidup terus bernyanyi
Mencium warna-warna pelangi
Dengan mata yang berbinar
Dengan dada yang berdebar
Arindra...

---------

Cita-cita
(Vocal by : Gombloh)

Berlompatan lincah di rumputan
Perputaran lingkar alang-alang
Berlarian kencang di bukit hijau
Berkokohan tegak kuda-kuda

Berlintasan laju di lazuardi
Berhentakkan maju kuda putih
Berangankan angan membumbung tinggi
Berdasarkan laju sang dewani

Berbusanakan tema baru
Berhiaskan rasa sungguh
Berkalungkan sutera wangi
Berharapkan engkau 
kan mencapai...

Berlompatan lincah di rumputan
Berputaran lingkar alang-alang
Berlarian kencang di bukit hijau
Berkokohan tegak kuda-kuda

Berbusana tema baru
Berhiaskan rasa sungguh
Berdengungkan sutera wangi
Berharapkan engkau 
kan mencapai...

Berlintasan laju di lazuardi
Berhentakkan maju kuda putih
Berangankan angan membumbung tinggi
Berdasarkan laju sang dewani

---------

Musafir
(Vocal by : Mus Mulyadi)

Aku ini adalah musafir
Yang dibuainya terlelap
Di negeri yang aku tuju 
Tiada duka dan sesal

Disanalah kan ku jumpai
Kaulah yang dulu pergi
Ku seberangi sungai yazdan ini
Ke negeri yang berseri

Aku ini adalah musafir
Yang dibuainya terlelap
Di negeri yang aku tuju
Tiada duka dan sesal

Disanalah kan ku jumpai
Kaulah yang dulu pergi
Ku seberangi.....
Ke negeri yang berseri
Ke negeri yang berseri

---------

Hujan Tengah Hari
(Vocal by : Evy Soenarko)

Titik hujan sentuh jendela
Dingin merambat pelan pasti
Kuhela nafasku kurapatkan selimut
Kucoba cari jalur kehangatan
Celingkup yang kecil

Titik hujan mulai membesar
Daun menunduk makin bisu
Kulihat sang cakra tersenyum malu
Sembunyi wajah di mendung yang hitam
Celingkup yang kelam

Titik hujan tunjukkan kehebatan
Basahi bumi basahi batuan
Basahi semuanya
Dalam dingin air
Walau hanya untuk sekejap
Karena itu pasti
Karena itu nanti akan berlalu

Titik hujan turun satu-satu
Burung-burung mulai berlabuh
Kulihat nuansa mulai senyum
Bersinar wajah di lingkup yang terang
Celingkup yang tenang
Celingkup yang riang
Celingkup yang gamblang


--------------------

FYI : 
Karena album Mawar Desa tidak disertai lirik dalam cover albumnya, maka penjabaran lirik diatas hanya berdasarkan pendengaran semata. Kami sangat mengharapkan masukan, atau koreksi dari saudara-saudari sekalian apabila ada bagian-bagian yang keliru. Terimakasih.

Foto album berasal dari : kasetlalu.com

No comments:

Post a Comment