Sunday, December 13, 2015

REMY WICAKSONO: PUTRA GOMBLOH DAN KELUARGA KECILNYA



Remy Anakku Sayang
(Penyanyi: Tyas Drastitiana. cipt: Gombloh)

Di timur kuning cakrawala
Menyapa ramah padamu
Gelak tawamu menggugah sukmaku
Engkau matahari, engkau permata hati ini

Kumbang dan bunga berceloteh
Mengucap salam untukmu
Sinar matamu cahaya kalbuku
Engkau matahari, engkau permata hati ini.

Cepat besar kau anakku
Dengan cinta di hatiku, Doa ibu besertamu
Genggamlah di mimpimu

Nyalakan bara kasih, ayah ibumu


Gombloh dan Remy Kecil
Anak yang Mengetuk dan Memanggil Ayahnya
Siang itu cuaca mendung. Awan kelabu mensiratkan raut duka pada wajah Surabaya. Di sudut Surabaya, di daerah Sutorejo Timur, tampak kerumunan orang sedang larut dalam ujung kisah perjalanan panjang tokoh yang begitu memberikan kesan mendalam. Dialah Soedjarwoto Soemarsono. Publik tanah air mengenalnya dengan julukan Gombloh. Maestro musik tanah air, pencipta lagu-lagu nasional, pelestari syair-syair sastra Jawa, dengan segala kesederhanaan dan kebersahajaannya itu telah pergi menghadap Sang Pencipta di Surgaloka. Lautan manusia berdiam di rumah duka sebelum bersama-sama mereka mengantar jenazahnya untuk dimakamkan di Makam Tembok, Surabaya.

Di tengah kerumunan manusia, seorang anak kecil terlihat berlari-lari menghampiri keranda jenazah. Ia tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian diantara lautan manusia yang hadir. Begitu sampai di depan keranda jenazah, dengan tangan mungilnya ia mengetuk keranda tersebut.

"Bapak, ayo bangun pak, ada orang banyak sekali di rumah, pak. Ayo bangun, Remy pengen main sama Bapak"

Begitu celoteh lugu anak kecil itu. Di belakang, ibunya menghampiri dan kemudian memeluknya sembari menangis. "Nak, Bapak mendengarmu. Bapak sekarang sudah tidur panjang; yang pasti, Bapak sudah sangat senang melihatmu tumbuh sebagai anak manis," bujuk Ibunya.  

Itulah sepotong kisah di separuh hari antara seorang ayah yang telah pergi, seorang Ibu yang tak pernah henti menyayangi, dan seorang anak yang usianya  masih empat tahun, dan belum sepenuhnya mengerti tentang kematian. Saat itu ia tidak pernah menyangka bahwa momen itu adalah momen dimana ia terakhir kali bertemu dengan ayahnya. Momen itu begitu  membekas dalam ingatannya hingga kini.

Anak kecil itu adalah Remy Wicaksono, putra tunggal Gombloh. Kini ia telah tumbuh dewasa bersama kenangan-kenangan silam tentang ia dan ayahnya, sekaligus dibesarkan dengan kasih ibunya, juga dengan untai nada karya ayahnya. Saat ini (2015) usia Remy telah mencapai 31 tahun. Ia telah menikah, hidup bahagia dengan istri yang setia, dan telah memiliki dua anak. Sampai kini Remy dan keluarga menempati rumah sederhana peninggalan Gombloh, ayahnya, di Jalan Sutorejo Timur, Surabaya. Ia juga tinggal bersama ibunya, Wiwik, istri almarhum Gombloh.

"Waktu itu saya masih empat tahun ketika Bapak meninggal. Kenangan masa kecil yang masih membekas, hanyalah kenangan tentang kesederhanaan Bapak. Kenangan tentang rasa sayangnya Bapak kepada saya. Ketika kecil saya sering diajak jalan-jalan ke banyak tempat. Saya minta mainan model apapun pasti dibelikan,"  kenangnya.

Sebagai anak musisi besar, sebenarnya Remy memiliki bakat bermusik pula. Semasa remaja ia kerap mengikuti even-even musik. Namun ia kurang berminat untuk menceburkan diri secara total dalam dunia musik dikarenakan nalurinya untuk berbisnis terlihat lebih kuat. "Mungkin kalau Bapak masih hidup, Bapak akan marah bila tahu saya bukan musisi," ujarnya sambil tertawa.

Sosok Gombloh bagi Remy tidak sekedar menjadi ayah semata, melainkan juga sebagai kawan, sahabat, guru bahkan inspirasi terbesar Remy dalam menjalani hidupnya. Menurut pengakuan Remy, setiap malam ia selalu rindu dan kerinduan itu ia wujudkan dengan memutar lagu-lagu karya Bapaknya; dan setiap kali nada-nada itu muncul, terbawa pula ingatan masa silam, antara Remy kecil dan peluk sahaja seorang ayah.

Remy, Erie dan Firdaus
Remy dan Erie
Sekalipun menyandang status sebagai anak musisi besar, tak sekalipun Remy memberitahukannya kepada siapapun, walaupun telah banyak orang tahu tentang hal itu. Menurutnya, sosok Gombloh tak tergantikan oleh siapapun, bahkan oleh anaknya sendiri. Maka, status sebagai anak Gombloh menjadi anugerah sekaligus beban bilamana ada satu-dua orang yang mencoba membandingkan antara Remy dengan sosok ayahnya.

Apalagi orang lain, Maria Erie, perempuan kelahiran Bengkulu yang tinggal di Sidoarjo, yang kini menjadi istri Remy berkat perkenalannya di sebuah warnet di Surabaya, baru mengetahui bahwa Remy adalah anak Gombloh kurang lebih dua minggu sebelum hari pernikahannya.

Alkisah ketika berpacaran dan sedang berduaan di suatu tempat, Erie iseng melihat foto-foto yang ada dalam handphone Remy. Saat itu ia penasaran dengan foto seorang laki-laki berperawakan kurus, berkacamata hitam, berambut gondrong dan membawa gitar. Foto sosok tersebut jumlahnya sangat banyak. "Ini foto siapa sih kok banyak banget?," tanya Erie penasaran. "Oh, itu foto bapakku," jawab Remy. Eriepun terus membuka foto-foto itu dan tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah gambar dimana sosok yang katanya Bapaknya Remy itu terlihat berpose dengan merangkul dua orang wanita cantik di kanan-kirinya. "Lho, apa Bapakmu istrinya dua? Lalu ibumu yang sebelah mana?,"
"Hush, ngawur. Bapakku itu musisi. Dalam foto itu almarhum sedang berpose bersama dua orang vokalisnya"
"Ooo..." 

album Gombloh Terima Kasih Indonesia
Foto yang menarik perhatian Erie waktu itu adalah foto Gombloh yang sedang merangkul kedua sahabat dekat sekaligus backing vokalnya dalam band Lemon Trees Anno, yakni Soelih dan Ratih. Foto tersebut menjadi cover album Gombloh yang berjudul 'Terima Kasih Indonesia'. Namun saat itu Erie tidak begitu meresponnya secara serius. Barulah Erie terkejut ketika ia dihadapkan dengan ayahnya sendiri. Terkejut oleh kenyataan bahwa dia adalah calon menantu musisi besar.

Kurang lebih dua minggu sebelum pernikahannya, ayah Maria Erie mengajak putrinya untuk ngobrol. Merekapun duduk berhadapan antara ayah dan anak. "Ria (panggilan akrab sang ayah kepada Erie, anaknya)," ayahnya memulai percakapan.
"Sudah siapkah kamu untuk menikah, nduk?"

"Tentu saja siap, Ayah. Mengapa? Apa ayah meragukanku? Atau meragukan Remy calon suamiku,?"

"Oh tentu tidak. Tak sekalipun ayah ragu. Cuma, ayah penasaran, tahukah kamu siapa sebenarnya orangtua Remy?"

"Almarhum bapaknya Remy namanya Soedjarwoto Soemarsono, dia dulu katanya kerjanya jadi musisi. Kalau ibunya, namanya Wiwik Sugiharti, Ibu rumah tangga"

"Itu saja? Tak ada yang lain? Misalnya Remy pernah cerita kalau Bapaknya ngetop dan lain sebagainya?"

"Tidak,yah"

Sejenak, ayahnya tersenyum menahan tawa menghadapi keluguan putrinya, lalu ia melanjutkan pembicaraan:
"Sebentar, Ria, mungkin kamu masih ingat, dulu ketika kamu masih kecil, ayah sering menyanyikan lagu apa?"

"Tentu ingat, yah, ayah dulu sering menyanyikan lagu yang liriknya seperti ini: Ria-Rio, aku dengar, lagu kesayanganmu.....," ujar Erie berbinar-binar.

"Nah, kamu masih ingat,kan?"

"Iya, ingat, yah. Terus apa hubungannya lagu itu dengan aku dan Remy?"

"Itu lagu, aslinya berjudul 'Kugadaikan Cintaku'. Lirik awalnya begini: "Di Radio, aku dengar, lagu kesayanganmu...nah, lagu itu sengaja kuubah syairnya untuk menghiburmu. Nah, Bapaknya Remy itu musisi besar yang menciptakan lagu itu,"

Erie terhenyak. "Masa, sih yah? Pak Soedjarwoto Soemarsono, Bapaknya Remy yang kurus dan gondrong itu?" 

"Soedjarwoto Soemarsono itu nama bekennya Gombloh, nduk. Dia musisi besar Indonesia. Selain lagu itu, Pak Gombloh almarhum itu juga menciptakan lagu-lagu nasional yang sering dibawakan pada peringatan hari kemerdekaan maupun hari besar lainnya, di sekolah-sekolah, di instansi-instansi, bahkan di istana negara. Pasti kamu tahu lagu megah dan sensasional dan membakar semangat perjuangan berjudul 'Kebyar-Kebyar'? Nah, lagu itu ciptaan Bapaknya Remy juga, nduk. Kamu itu dua minggu lagi mau jadi menantu musisi legendaris Indonesia"

Maria Eriepun terbengong-bengong. Lagu 'Ria-Rio aku dengar lagu kesayanganmu' dan 'Kebyar-Kebyar' yang selama ini berputar-putar di kepalanya, kerap didengarnya ketika masih kecil hingga dewasa, ternyata adalah ciptaan ayah dari calon suaminya.

"Wah, walaupun Gombloh sudah almarhum, ayah nggak habis pikir lho kalau ayah ini bakal besanan sama tokoh seniman nasional," tambah ayahnya. Erie masih terdiam keheranan.

"Ah, nanti akan aku tanyakan langsung ke Remy," Erie berujar dalam hati.

Dua minggu terlewati dan hari pernikahanpun tiba. Seusai ijab kabul yang dilakukan sebanyak dua kali (karena Remy salah menyebut nama ayah Erie, mertuanya), Erie menghampiri Remy. Iapun bertanya, "Kamu itu beneran anaknya Gombloh?"
"Iya bener. Emang kenapa?"
"Kok kamu nggak pernah cerita?"
"Lah situ sih nggak nanya," jawab Remy. Eriepun dengan bercanda mencubit lengan suaminya itu. 19 September 2010. Hari pernikahan anak dan menantu Gombloh. Mereka siap menempuh hidup baru sebagai keluarga kecil.

Keluarga Kecil yang Menghidupkan Kembali Sang Maestro
Remy dan Erie, sebagai anak dan menantu Gombloh berperan besar dalam terbentuknya komunitas Memories of Gombloh. Mulanya komunitas itu menjalin komunikasi antar anggota melalui jejaring sosial facebook. Tidak lepas dari usaha Erie, dibantu oleh Paman Doddy Floyd, pemerhati Gombloh yang kini tinggal di Jakarta, juga Remy, mereka bertiga bergerilya mencari kawan-kawan Gombloh semasa hidup, meliputi pemerhati Gombloh dan fans-fans Gombloh yang bertebaran di facebook. Mereka mengumpulkan semuanya, dan akhirnya atas prakarsa Erie, mereka membentuk fan page bernama 'Memories of Gombloh'. Fan Page itu menampung semua Gombloh Lovers setanah air. Hingga saat ini (2015) jumlah anggota halaman tersebut mencapai kurang lebih 3000 orang.

Fan Page Facebook Memories of Gombloh yang mereka dirikan telah sukses sebagai media kritik terhadap siapa saja yang mencoba memberi kabar miring atau kabar salah tentang Gombloh, seperti kasus Wisnu Padma yang mengklaim sebagai pencipta lagu Kebyar-Kebyar, ada lagi kasus dipakainya lagu Gombloh dengan mengubah liriknya secara semena-mena oleh iklan minuman, lalu yang terakhir, Memories of Gombloh berhasil memaksa Warner Music untuk mencantumkan nama Gombloh sebagai pencipta lagu Kebyar-Kebyar setelah lagu tersebut dibawakan dalam video klip band internasional asal Inggris, Arkarna, di situs YouTube.

Memories of Gombloh, akhirnya mendapatkan momentum untuk melakukan kopdar bersama para anggotanya. Momen itu muncul saat dihelatnya konser akbar 'Tribute to Gombloh' yang diikuti musisi-musisi baik lokal maupun nasional, termasuk Sekaring Jagad, band asal Surabaya yang mentahbiskan diri sebagai band pengusung lagu-lagu Gombloh disetiap penampilannya. Acara itu terselenggara pada akhir tahun 2014 di Parkir Timur Plaza Delta, Surabaya. Disana, Gombloh mendapat penghargaan dari panitia dan Remy mewakili bapaknya untuk serah-terima piagam.

Firdaus dan Alisha, Cucu Gombloh
Begitulah kehidupan keluarga putra Gombloh yang penuh dengan keharmonisan dan juga kreativitas. Mereka berhasil membangkitkan kembali kenangan tentang Gombloh pada masyarakat luas dengan Fan Page yang dibuatnya itu. Semua tidak lepas dari peran Remy dan Erie. Almarhum Gombloh dan istrinya, Wiwik Sugiharti, yang akhirnya telah resmi menjadi kakek dan nenek setelah pada tanggal 19 September 2010 keluarga kecil Remy dan Erie dikaruniai seorang anak lelaki bernama Firdaus Langit Wijayanto. Langit panggilannya. Menyusul lima tahun kemudian, pada tanggal 06 Agustus 2015, mereka dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Alisha Kinandari Dwi Nastiti. Lengkap sudah kebahagiaan keluarga kecil Remy. Dua anak, laki-laki dan perempuan, yang sama-sama gemar mendengar suara rekaman lagu kakeknya. Langit telah hafal banyak lagu Gombloh dan sangat menggemari kakeknya, sedangkan Alisha, takkan bisa tidur bila ayah dan ibunya belum memutar lagu-lagu Gombloh.

Remy dan keluarga, semoga selalu berbahagia, dan Setidaknya sosok Gombloh akan tetap diingat dan abadi. Hai kaum belia, seperti apa yang telah dilakukan Remy dan Erie, maka, ingatlah kita semua tentang sosok itu, sosok yang membangkitkan gelora setiap relung jiwa masyarakat Indonesia. Dengarkan lagunya, dalami, resapi dan buncahkan semangat bersama. Nyanyikan!!!!!!!!!!


NB: 
- foto2 diambil dari facebook pribadi Remy dan Erie dan koleksi foto pada fan page facebook Memories of Gombloh
- Tulisan didasarkan pada hasil wawancara dengan Remy dan Erie.