Friday, March 8, 2013

Sekaring Jagad Goes to Jakarta

di musica studio

Pada pertengahan 2011 Sekaring Jagad berpergian ke Jakarta demi mencoba peruntungan. Rekaman lagu-lagu Sekaring Jagad yang total berjumlah 4 buah dibungkus dalam bentuk CD dan disana kami berencana untuk menitipkannya ke beberapa major label. Dengan penuh semangat, berangkatlah kami.

Berangkat dengan menggunakan kereta api, Sekaring Jagad (tanpa Tatok dan Sahtanta yang berhalangan ikut karena sesuatu hal) menuju Jakarta dengan 4 orang: Eka, Dimas, Frangky dan Agus (orang ini walaupun memang hanya penggembira, tapi kami menyebutnya sebagai manajer karena dia selama di Jakarta kerap menjadi juru bicara bak manajer) turun di Stasiun Senen. Diantar oleh seorang kawan dari Jakarta, kami beristirahat sejenak di daerah Duren Sawit dan beberapa jam kemudian langsung bergerak dengan sepeda motor untuk mendatangi kantor-kantor major label.

Beberapa kantor major label kami datangi selama di Jakarta. Tepatnya 2 hari setelah kedatangan kami di Ibukota kami pergunakan untuk berkeliling-keliling. Sony Music, Nagaswara, Musica, BMG, Universal dan lain-lain adalah beberapa nama major label besar yang sempat kami singgahi dan CD kami telah diterima dengan baik. Rata-rata pihak major label berjanji untuk menghubungi kami bilamana mereka setuju dengan karya musik kami.

Pada hari ketiga, kami memutuskan untuk pulang kembali ke Surabaya. Target yang sudah selesai serta kesibukan Agus, sang manajer yang terjadwal akan melakukan pertemuan dengan petinggi-petinggi RT/RW, PKK dan Karang Taruna di kampungnya yang tidak bisa ditinggalkan adalah salah satu alasan kami untuk segera pulang. Maka dengan mengendarai bis malam, kamipun pulang ke Surabaya.

Lalu bagaimana kabar karya kami dan major label? Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada tanda-tanda persetujuan dari pihak major label. Ada satu-dua major label yang berkenan mengirimi kami surat permohonan maaf karena belum bisa menerima karya kami dengan alasan kurang sesuai dengan pangsa pasar dan sebagainya. Memang, saat itu di Indonesia sedang booming grup boyband dan lagu-lagu melankolis. Lantas apakah kondisi pasar membuat Sekaring Jagad berpikir ulang? Merubah format kami menjadi boyband misalnya? Tidak. Idealisme kami tidak bisa dibeli atau dilabeli janji model apapun. Walhasil, kami nikmati saja tiap perjalanan kami sampai saat ini. Toh, kami masih bisa berkarya dan tampil dimana-mana. :-D

No comments:

Post a Comment