Sebuah Penghormatan untuk Musisi Gombloh
Thursday, 15
September 2011
Perkembangan musik dewasa ini cenderung menghamba
pada roda industri.Banyak musik yang diproduksi lalu dilempar ke
masyarakat,hanyalah me-ngikuti selera atau tren pasar saja.
Ketika semua melayu,banyak grup musik mengeluarkan
album melayu.Sekali ‘Smash’ melejit,berderet nama grup semacam itu bermunculan
bak jamur. Namun tidak semua grup musik mau meninggalkan idealismenya dalam hal
bermusik. Dengan sebuah niat menghormati,mengenang dan melestarikan karya-karya
Gombloh,‘Sekaring Jagad’ tetap berusaha berjalan di jalurnya. Kini grup ini
lebih eksis bermain di kafe-kafe hingga acara di sebuah stasiun televisi lokal.
Hampir setiap warga negara ini pernah mendengar lagu ‘Kebyar-kebyar’.
Lagu yang mengandung lirik nasionalisme ini pasti
diputar setiap perayaan kemerdekaan Indonesia.Namun ada juga yang tidak tahu
pencipta lagu tersebut adalah Soedjarwoto Soemarsono atau yang lebih populer
dengan nama Gombloh.Musisi Surabaya kelahiran Jombang itu meninggal 1988 silam
dan sudah menciptakan puluhan judul lagu. ”Sekaring Jagad memang dibentuk
khusus untuk menunjukkan rasa penghormatan kami kepada musisi Gombloh. Ia
musisi yang pernah memiliki nama besar dalam percaturan musik Surabaya,bahkan
Indonesia,” terang Guruh Dimas, vokalis band ini saat ditemui harian SINDO
beberapa waktu lalu.
”Namun sayang generasi sekarang banyak yang tidak
mengenalnya,”imbuh Dimas yang menjadi vokalis band indie asal Sidoarjo,The
Diems. Dimas pun bercerita,awal mulanya band ini terbentuk karena para
personelnya sama- sama penggemar Gombloh. Sekaring Jagad sendiri digawangi
Dimas (vokal), Franky Mundu (bass),Tato Yanuar (gitar),serta Eka Kris (drum).
Masing-masing ini sudah punya band sebelumnya. Keempat personel ini awalnya
sering melakukan kegiatan jamm session.Dari situlah tercetus ide membentuk
sebuah band yang khusus dalam membawakan lagu-lagu Gombloh.
”Kami menamakan band kami Sekaring Jagad.Nama itu
diambil dari judul lagu Gombloh.Lagu tersebut penciptaannya didasarkan pada
sebuah serat sastra Jawa lama. Dengan harapan Gombloh akan tetap dikenang
sebagai musisi yang pernah menjadi bunga yang harum dalam jagad percaturan
musik Indonesia,” kata Franky Mundu yang dulunya adalah personel grup rock
Kamikaze. Pada awalnya band ini tidak peduli apakah akan laku atau tidak.Tapi
ternyata di luar dugaan,undangan tampil di berbagai acara terus mengalir sejak
band didirikan sekitar Juli 2010 lalu.
Sekaring Jagad tidak begitu saja menampilkan karya
Gombloh. ”Kami tidak sekadar melakukan copy paste.Namun semuanya kamu aransmen
ulang. Rombak total disesuaikan dengan karakter Sekaring jagad,”ungkap Franky.
Lagu-lagu karya musisi dengan ciri khas kacamata hitam dan topi itu digubah
dalam bentuk rock progresif,rock and roll,hingga irama caca.Hal ini dilakukan
agar Sekaring Jagad tetap punya ciri khas sendiri. Rupanya dengan aransmen
ulang ini generasi muda sekarang lebih mudah akrab dengan lagu-lagu Gombloh.
Untuk mematangkan penampilan, Sekaring Jagad
melakukan rutin setiap Rabu.Sekaring Jagad tidak ingin mengecewakan penggemar
Gombloh yang mungkin minta dimainkan salah satu judul lagu. ”Untunglah selama
ini kami selau bisa memenuhi permintaan lagu dari audiens,” ujarnya.Dari
berbagai lagu ciptaan Gombloh,yang paling sering dimainkan adalah Kugadaikan
Cintaku,Hongwilaheng, serta Apel.
Hingga kini Sekaring Jagad semakin menikmati
eksistensinya menjaga sekaligus melestarikan karya-karya Gombloh agar tetap
dikenal.Mereka belum pernah terpikirkan untuk merekam karya-karya tersebut.”
Untuk sementara ini kami sedang menikmati tampil dari panggung ke panggung,”
pungkasnya.
ZAKI ZUBAIDI
Surabaya
|
No comments:
Post a Comment