Remy Anakku Sayang
(Penyanyi: Tyas Drastitiana. cipt: Gombloh)
Di timur kuning cakrawala
Menyapa ramah padamu
Gelak tawamu menggugah sukmaku
Engkau matahari, engkau permata hati ini
Menyapa ramah padamu
Gelak tawamu menggugah sukmaku
Engkau matahari, engkau permata hati ini
Kumbang dan bunga berceloteh
Mengucap salam untukmu
Sinar matamu cahaya kalbuku
Engkau matahari, engkau permata hati ini.
Mengucap salam untukmu
Sinar matamu cahaya kalbuku
Engkau matahari, engkau permata hati ini.
Cepat besar kau anakku
Dengan cinta di hatiku, Doa ibu besertamu
Genggamlah di mimpimu
Dengan cinta di hatiku, Doa ibu besertamu
Genggamlah di mimpimu
Nyalakan bara kasih, ayah ibumu
![]() | |
Gombloh dan Remy Kecil |
Siang itu cuaca mendung. Awan kelabu mensiratkan
raut duka pada wajah Surabaya. Di sudut Surabaya, di daerah Sutorejo Timur,
tampak kerumunan orang sedang larut dalam ujung kisah perjalanan panjang tokoh
yang begitu memberikan kesan mendalam. Dialah Soedjarwoto Soemarsono. Publik
tanah air mengenalnya dengan julukan Gombloh. Maestro musik tanah air, pencipta
lagu-lagu nasional, pelestari syair-syair sastra Jawa, dengan segala
kesederhanaan dan kebersahajaannya itu telah pergi menghadap Sang Pencipta di
Surgaloka. Lautan manusia berdiam di rumah duka sebelum bersama-sama mereka
mengantar jenazahnya untuk dimakamkan di Makam Tembok, Surabaya.
Di tengah kerumunan manusia, seorang anak kecil terlihat berlari-lari menghampiri keranda jenazah. Ia tanpa sadar telah menjadi pusat perhatian diantara lautan manusia yang hadir. Begitu sampai di depan keranda jenazah, dengan tangan mungilnya ia mengetuk keranda tersebut.
"Bapak, ayo bangun pak, ada orang banyak sekali
di rumah, pak. Ayo bangun, Remy pengen main sama Bapak"
Begitu celoteh lugu anak kecil itu. Di belakang,
ibunya menghampiri dan kemudian memeluknya sembari menangis. "Nak, Bapak
mendengarmu. Bapak sekarang sudah tidur panjang; yang pasti, Bapak sudah sangat
senang melihatmu tumbuh sebagai anak manis," bujuk Ibunya.
Itulah sepotong kisah di separuh hari antara
seorang ayah yang telah pergi, seorang Ibu yang tak pernah henti menyayangi,
dan seorang anak yang usianya masih
empat tahun, dan belum sepenuhnya mengerti tentang kematian. Saat itu ia tidak
pernah menyangka bahwa momen itu adalah momen dimana ia terakhir kali bertemu
dengan ayahnya. Momen itu begitu
membekas dalam ingatannya hingga kini.
Anak kecil itu adalah Remy Wicaksono, putra tunggal Gombloh. Kini ia telah tumbuh dewasa bersama kenangan-kenangan silam tentang ia dan ayahnya, sekaligus dibesarkan dengan kasih ibunya, juga dengan untai nada karya ayahnya. Saat ini (2015) usia Remy telah mencapai 31 tahun. Ia telah menikah, hidup bahagia dengan istri yang setia, dan telah memiliki dua anak. Sampai kini Remy dan keluarga menempati rumah sederhana peninggalan Gombloh, ayahnya, di Jalan Sutorejo Timur, Surabaya. Ia juga tinggal bersama ibunya, Wiwik, istri almarhum Gombloh.
"Waktu itu saya masih empat tahun ketika Bapak
meninggal. Kenangan masa kecil yang masih membekas, hanyalah kenangan tentang
kesederhanaan Bapak. Kenangan tentang rasa sayangnya Bapak kepada saya. Ketika
kecil saya sering diajak jalan-jalan ke banyak tempat. Saya minta mainan model
apapun pasti dibelikan," kenangnya.
Sebagai anak musisi besar, sebenarnya Remy memiliki
bakat bermusik pula. Semasa remaja ia kerap mengikuti even-even musik. Namun ia
kurang berminat untuk menceburkan diri secara total dalam dunia musik
dikarenakan nalurinya untuk berbisnis terlihat lebih kuat. "Mungkin kalau
Bapak masih hidup, Bapak akan marah bila tahu saya bukan musisi," ujarnya
sambil tertawa.
Sosok Gombloh bagi Remy tidak sekedar menjadi ayah
semata, melainkan juga sebagai kawan, sahabat, guru bahkan inspirasi terbesar
Remy dalam menjalani hidupnya. Menurut pengakuan Remy, setiap malam ia selalu
rindu dan kerinduan itu ia wujudkan dengan memutar lagu-lagu karya Bapaknya;
dan setiap kali nada-nada itu muncul, terbawa pula ingatan masa silam, antara
Remy kecil dan peluk sahaja seorang ayah.
Sekalipun menyandang status sebagai anak musisi
besar, tak sekalipun Remy memberitahukannya kepada siapapun, walaupun telah
banyak orang tahu tentang hal itu. Menurutnya, sosok Gombloh tak tergantikan
oleh siapapun, bahkan oleh anaknya sendiri. Maka, status sebagai anak Gombloh
menjadi anugerah sekaligus beban bilamana ada satu-dua orang yang mencoba
membandingkan antara Remy dengan sosok ayahnya.
Apalagi orang lain, Maria Erie, perempuan kelahiran
Bengkulu yang tinggal di Sidoarjo, yang kini menjadi istri Remy berkat
perkenalannya di sebuah warnet di Surabaya, baru mengetahui bahwa Remy adalah
anak Gombloh kurang lebih dua minggu sebelum hari pernikahannya.
Alkisah ketika berpacaran dan sedang berduaan di
suatu tempat, Erie iseng melihat foto-foto yang ada dalam handphone Remy. Saat itu ia penasaran dengan foto seorang laki-laki
berperawakan kurus, berkacamata hitam, berambut gondrong dan membawa gitar.
Foto sosok tersebut jumlahnya sangat banyak. "Ini foto siapa sih kok
banyak banget?," tanya Erie penasaran. "Oh, itu foto bapakku,"
jawab Remy. Eriepun terus membuka foto-foto itu dan tiba-tiba matanya tertuju
pada sebuah gambar dimana sosok yang katanya Bapaknya Remy itu terlihat berpose
dengan merangkul dua orang wanita cantik di kanan-kirinya. "Lho, apa
Bapakmu istrinya dua? Lalu ibumu yang sebelah mana?,"
"Hush, ngawur. Bapakku itu musisi. Dalam foto
itu almarhum sedang berpose bersama dua orang vokalisnya"
"Ooo..."
![]() | |
album Gombloh Terima Kasih Indonesia |
Kurang lebih dua minggu sebelum pernikahannya, ayah
Maria Erie mengajak putrinya untuk ngobrol. Merekapun duduk berhadapan antara
ayah dan anak. "Ria (panggilan akrab sang ayah kepada Erie, anaknya),"
ayahnya memulai percakapan.
"Sudah siapkah kamu untuk menikah, nduk?"
"Tentu saja siap, Ayah. Mengapa? Apa ayah
meragukanku? Atau meragukan Remy calon suamiku,?"
"Oh tentu tidak. Tak sekalipun ayah ragu. Cuma,
ayah penasaran, tahukah kamu siapa sebenarnya orangtua Remy?"
"Almarhum bapaknya Remy namanya Soedjarwoto
Soemarsono, dia dulu katanya kerjanya jadi musisi. Kalau ibunya, namanya Wiwik
Sugiharti, Ibu rumah tangga"
"Itu saja? Tak ada yang lain? Misalnya Remy
pernah cerita kalau Bapaknya ngetop dan lain sebagainya?"
"Tidak,yah"
Sejenak, ayahnya tersenyum menahan tawa menghadapi
keluguan putrinya, lalu ia melanjutkan pembicaraan:
"Sebentar, Ria, mungkin kamu masih ingat, dulu
ketika kamu masih kecil, ayah sering menyanyikan lagu apa?"
"Tentu ingat, yah, ayah dulu sering menyanyikan lagu yang liriknya seperti ini: Ria-Rio, aku dengar, lagu kesayanganmu.....," ujar Erie berbinar-binar.
"Nah, kamu masih ingat,kan?"
"Iya, ingat, yah. Terus apa hubungannya lagu
itu dengan aku dan Remy?"
"Itu lagu, aslinya berjudul 'Kugadaikan
Cintaku'. Lirik awalnya begini: "Di Radio, aku dengar, lagu kesayanganmu...nah,
lagu itu sengaja kuubah syairnya untuk menghiburmu. Nah, Bapaknya Remy itu
musisi besar yang menciptakan lagu itu,"
Erie terhenyak. "Masa, sih yah? Pak Soedjarwoto
Soemarsono, Bapaknya Remy yang kurus dan gondrong itu?"

Maria Eriepun terbengong-bengong. Lagu 'Ria-Rio aku
dengar lagu kesayanganmu' dan 'Kebyar-Kebyar' yang selama ini berputar-putar di
kepalanya, kerap didengarnya ketika masih kecil hingga dewasa, ternyata adalah
ciptaan ayah dari calon suaminya.
"Wah, walaupun Gombloh sudah almarhum, ayah nggak
habis pikir lho kalau ayah ini bakal besanan sama tokoh seniman nasional,"
tambah ayahnya. Erie masih terdiam keheranan.
"Ah, nanti akan aku tanyakan langsung ke
Remy," Erie berujar dalam hati.
Dua minggu terlewati dan hari pernikahanpun tiba.
Seusai ijab kabul yang dilakukan sebanyak dua kali (karena Remy salah menyebut
nama ayah Erie, mertuanya), Erie menghampiri Remy. Iapun bertanya, "Kamu
itu beneran anaknya Gombloh?"
"Iya bener. Emang kenapa?"
"Kok kamu nggak pernah cerita?"
"Lah situ sih nggak nanya," jawab Remy.
Eriepun dengan bercanda mencubit lengan suaminya itu. 19 September 2010. Hari
pernikahan anak dan menantu Gombloh. Mereka siap menempuh hidup baru sebagai
keluarga kecil.
Keluarga
Kecil yang Menghidupkan Kembali Sang Maestro
Remy dan Erie, sebagai anak dan menantu Gombloh
berperan besar dalam terbentuknya komunitas Memories of Gombloh. Mulanya
komunitas itu menjalin komunikasi antar anggota melalui jejaring sosial
facebook. Tidak lepas dari usaha Erie, dibantu oleh Paman Doddy Floyd,
pemerhati Gombloh yang kini tinggal di Jakarta, juga Remy, mereka bertiga
bergerilya mencari kawan-kawan Gombloh semasa hidup, meliputi pemerhati Gombloh
dan fans-fans Gombloh yang bertebaran di facebook. Mereka mengumpulkan
semuanya, dan akhirnya atas prakarsa Erie, mereka membentuk fan page bernama
'Memories of Gombloh'. Fan Page itu menampung semua Gombloh Lovers setanah air.
Hingga saat ini (2015) jumlah anggota halaman tersebut mencapai kurang lebih
3000 orang.
Fan Page Facebook Memories of Gombloh yang mereka
dirikan telah sukses sebagai media kritik terhadap siapa saja yang mencoba
memberi kabar miring atau kabar salah tentang Gombloh, seperti kasus Wisnu Padma
yang mengklaim sebagai pencipta lagu Kebyar-Kebyar, ada lagi kasus dipakainya
lagu Gombloh dengan mengubah liriknya secara semena-mena oleh iklan minuman,
lalu yang terakhir, Memories of Gombloh berhasil memaksa Warner Music untuk
mencantumkan nama Gombloh sebagai pencipta lagu Kebyar-Kebyar setelah lagu
tersebut dibawakan dalam video klip band internasional asal Inggris, Arkarna,
di situs YouTube.
Memories of Gombloh, akhirnya mendapatkan momentum
untuk melakukan kopdar bersama para anggotanya. Momen itu muncul saat dihelatnya
konser akbar 'Tribute to Gombloh' yang diikuti musisi-musisi baik lokal maupun
nasional, termasuk Sekaring Jagad, band asal Surabaya yang mentahbiskan diri
sebagai band pengusung lagu-lagu Gombloh disetiap penampilannya. Acara itu
terselenggara pada akhir tahun 2014 di Parkir Timur Plaza Delta, Surabaya.
Disana, Gombloh mendapat penghargaan dari panitia dan Remy mewakili bapaknya
untuk serah-terima piagam.
![]() | |
Firdaus dan Alisha, Cucu Gombloh |
Remy dan keluarga, semoga selalu berbahagia, dan
Setidaknya sosok Gombloh akan tetap diingat dan abadi. Hai kaum belia, seperti
apa yang telah dilakukan Remy dan Erie, maka, ingatlah kita semua tentang sosok
itu, sosok yang membangkitkan gelora setiap relung jiwa masyarakat Indonesia.
Dengarkan lagunya, dalami, resapi dan buncahkan semangat bersama.
Nyanyikan!!!!!!!!!!
NB:
- foto2 diambil dari facebook pribadi Remy dan Erie dan koleksi foto pada fan page facebook Memories of Gombloh
- Tulisan didasarkan pada hasil wawancara dengan Remy dan Erie.
NB:
- foto2 diambil dari facebook pribadi Remy dan Erie dan koleksi foto pada fan page facebook Memories of Gombloh
- Tulisan didasarkan pada hasil wawancara dengan Remy dan Erie.