Monday, January 21, 2013

Sekaring Jagad Masuk Koran SINDO



Sebuah Penghormatan untuk Musisi Gombloh

Thursday, 15 September 2011

Perkembangan musik dewasa ini cenderung menghamba pada roda industri.Banyak musik yang diproduksi lalu dilempar ke masyarakat,hanyalah me-ngikuti selera atau tren pasar saja.

Ketika semua melayu,banyak grup musik mengeluarkan album melayu.Sekali ‘Smash’ melejit,berderet nama grup semacam itu bermunculan bak jamur. Namun tidak semua grup musik mau meninggalkan idealismenya dalam hal bermusik. Dengan sebuah niat menghormati,mengenang dan melestarikan karya-karya Gombloh,‘Sekaring Jagad’ tetap berusaha berjalan di jalurnya. Kini grup ini lebih eksis bermain di kafe-kafe hingga acara di sebuah stasiun televisi lokal. Hampir setiap warga negara ini pernah mendengar lagu ‘Kebyar-kebyar’.

Lagu yang mengandung lirik nasionalisme ini pasti diputar setiap perayaan kemerdekaan Indonesia.Namun ada juga yang tidak tahu pencipta lagu tersebut adalah Soedjarwoto Soemarsono atau yang lebih populer dengan nama Gombloh.Musisi Surabaya kelahiran Jombang itu meninggal 1988 silam dan sudah menciptakan puluhan judul lagu. ”Sekaring Jagad memang dibentuk khusus untuk menunjukkan rasa penghormatan kami kepada musisi Gombloh. Ia musisi yang pernah memiliki nama besar dalam percaturan musik Surabaya,bahkan Indonesia,” terang Guruh Dimas, vokalis band ini saat ditemui harian SINDO beberapa waktu lalu.

”Namun sayang generasi sekarang banyak yang tidak mengenalnya,”imbuh Dimas yang menjadi vokalis band indie asal Sidoarjo,The Diems. Dimas pun bercerita,awal mulanya band ini terbentuk karena para personelnya sama- sama penggemar Gombloh. Sekaring Jagad sendiri digawangi Dimas (vokal), Franky Mundu (bass),Tato Yanuar (gitar),serta Eka Kris (drum). Masing-masing ini sudah punya band sebelumnya. Keempat personel ini awalnya sering melakukan kegiatan jamm session.Dari situlah tercetus ide membentuk sebuah band yang khusus dalam membawakan lagu-lagu Gombloh.

”Kami menamakan band kami Sekaring Jagad.Nama itu diambil dari judul lagu Gombloh.Lagu tersebut penciptaannya didasarkan pada sebuah serat sastra Jawa lama. Dengan harapan Gombloh akan tetap dikenang sebagai musisi yang pernah menjadi bunga yang harum dalam jagad percaturan musik Indonesia,” kata Franky Mundu yang dulunya adalah personel grup rock Kamikaze. Pada awalnya band ini tidak peduli apakah akan laku atau tidak.Tapi ternyata di luar dugaan,undangan tampil di berbagai acara terus mengalir sejak band didirikan sekitar Juli 2010 lalu.

Sekaring Jagad tidak begitu saja menampilkan karya Gombloh. ”Kami tidak sekadar melakukan copy paste.Namun semuanya kamu aransmen ulang. Rombak total disesuaikan dengan karakter Sekaring jagad,”ungkap Franky. Lagu-lagu karya musisi dengan ciri khas kacamata hitam dan topi itu digubah dalam bentuk rock progresif,rock and roll,hingga irama caca.Hal ini dilakukan agar Sekaring Jagad tetap punya ciri khas sendiri. Rupanya dengan aransmen ulang ini generasi muda sekarang lebih mudah akrab dengan lagu-lagu Gombloh.

Untuk mematangkan penampilan, Sekaring Jagad melakukan rutin setiap Rabu.Sekaring Jagad tidak ingin mengecewakan penggemar Gombloh yang mungkin minta dimainkan salah satu judul lagu. ”Untunglah selama ini kami selau bisa memenuhi permintaan lagu dari audiens,” ujarnya.Dari berbagai lagu ciptaan Gombloh,yang paling sering dimainkan adalah Kugadaikan Cintaku,Hongwilaheng, serta Apel.

Hingga kini Sekaring Jagad semakin menikmati eksistensinya menjaga sekaligus melestarikan karya-karya Gombloh agar tetap dikenal.Mereka belum pernah terpikirkan untuk merekam karya-karya tersebut.” Untuk sementara ini kami sedang menikmati tampil dari panggung ke panggung,” pungkasnya.

ZAKI ZUBAIDI
Surabaya


*link :  http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/428057/